Pembersihan Kayu Banjir di Aceh dan Sumut Terus Dipercepat

1 day ago 9

RAKYAT MERDEKA — Upaya pemulihan wilayah terdampak banjir di Pulau Sumatera terus dikebut pemerintah. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengambil langkah cepat dengan mempercepat pembersihan tumpukan kayu limbah bencana dan material lumpur yang menghambat aktivitas masyarakat di sejumlah daerah.

Langkah ini dilakukan melalui kerja sama lintas kementerian, lembaga, aparat keamanan, serta partisipasi aktif masyarakat setempat. Fokus utama pembersihan diarahkan pada pemulihan akses jalan, fasilitas umum, dan kawasan permukiman warga agar kehidupan sosial dan ekonomi dapat kembali berjalan normal.

Fokus Pemulihan Akses dan Fasilitas Publik

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Kemenhut, Subhan, menegaskan bahwa percepatan pembersihan merupakan prioritas utama dalam fase tanggap darurat dan pemulihan awal pascabencana.

Menurutnya, tumpukan kayu dan lumpur tidak hanya mengganggu mobilitas warga, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, Kemenhut mengerahkan personel dan peralatan secara maksimal di berbagai titik terdampak.

“Kami fokus membuka akses jalan, membersihkan fasilitas pendidikan, dan membantu warga agar lingkungan kembali aman dan layak huni,” ujar Subhan, Selasa (23/12).

Ratusan Personel Dikerahkan di Aceh Tamiang

Di Kabupaten Aceh Tamiang, pembersihan difokuskan di lingkungan Pesantren Darul Mukhlisin yang terdampak parah. Ratusan personel gabungan diterjunkan, terdiri dari UPT Kemenhut, TNI, Polri, BNPB, Kementerian PUPR, hingga mitra relawan.

Hingga Senin (22/12), progres pembersihan di lokasi tersebut telah mencapai sekitar 30 persen. Bahkan, pekerjaan dilakukan hingga malam hari demi mempercepat normalisasi area pesantren.

Selain itu, pembersihan di Asrama Putra lantai satu telah mencapai sekitar 50 persen. Tim lain juga terus bekerja membersihkan area Asrama Putri. Kayu-kayu besar yang terseret banjir direncanakan mulai dipindahkan ke lokasi penampungan sementara yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah.

Sementara itu, di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, tim gabungan memprioritaskan pembukaan akses jalan menuju permukiman warga yang sebelumnya tertutup material banjir.

Hingga saat ini, akses jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer telah berhasil dibuka. Pembersihan juga menyasar fasilitas pendidikan, seperti SD Negeri 12 Langkahan, agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berlangsung dengan aman.

Penanganan Bertahap di Sumatera Utara

Di wilayah Sumatera Utara, pembersihan dilakukan di Desa Aek Ngadol, Garoga, dan Huta Godang. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, menyampaikan bahwa tim Kemenhut bekerja bersama TNI untuk membersihkan rumah warga, bahu jalan, serta fasilitas umum dari lumpur dan kayu sisa banjir.

Sebagai langkah pencegahan, tim juga membuat parit penampungan lumpur cair agar aliran air hujan tidak kembali masuk ke rumah-rumah yang telah dibersihkan. Penanganan ini dilakukan secara bertahap sesuai rencana kerja harian di lapangan.

Kemenhut memastikan sinergi lintas sektor akan terus dijaga hingga kondisi lingkungan benar-benar pulih. Kehadiran pemerintah di lapangan diharapkan dapat mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat, sekaligus meminimalkan dampak lanjutan akibat bencana.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat sampai lingkungan kembali aman dan kehidupan warga berjalan normal,” tegas Novita.

Read Entire Article
Analisa | Local | Menit Info | |