MENIT.CO.ID – Industri kuliner kini semakin diminati oleh para pengusaha di Indonesia. Kekayaan ragam kuliner nusantara yang beragam membuka peluang bisnis yang sangat besar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Juni 2022, tercatat sebanyak 11.223 usaha kuliner di seluruh Indonesia pada tahun 2020.
Dari jumlah tersebut, sekitar 8.042 usaha (71,65 persen) adalah restoran atau rumah makan, 269 usaha (2,40 persen) bergerak di bidang katering, sementara sisanya, 2.912 usaha (25,95 persen), termasuk dalam kategori lainnya.
Banyaknya pemain di sektor kuliner ini menuntut pelaku usaha untuk merancang strategi pemasaran yang cermat agar tetap bisa bersaing. Salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk diterapkan adalah positioning produk makanan.
Apa itu Positioning Produk Makanan?
Positioning produk makanan adalah sebuah strategi pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan citra unik dan diinginkan oleh konsumen terhadap suatu merek makanan.
Dengan menerapkan positioning yang tepat, suatu merek bisa menonjolkan ciri khas dan keunggulannya di pasar yang semakin kompetitif ini.
Melalui strategi ini, merek makanan dapat mengembangkan langkah-langkah pemasaran yang membedakan diri mereka dari pesaing serta menarik perhatian konsumen.
Dalam praktiknya, positioning produk makanan melibatkan pemahaman mendalam tentang keunggulan produk, preferensi konsumen, serta dinamika pasar yang terus berkembang.
Contoh Positioning Produk Makanan:
- Brand X memosisikan produk mereka sebagai pilihan utama bagi konsumen yang peduli dengan gaya hidup sehat dan berkelanjutan, dengan menyajikan makanan organik.
- Restoran Y memposisikan dirinya sebagai destinasi kuliner yang menyatukan cita rasa tradisional dengan sentuhan modern, memberikan pengalaman makan yang unik dan inovatif.
Mengapa Positioning Produk Makanan Penting? Berikut Penjelasannya:
- Menciptakan Persepsi yang Unik di Benak Konsumen
Positioning bertujuan untuk membentuk persepsi yang kuat dan berbeda di pikiran konsumen. Ini bisa mencakup berbagai aspek, mulai dari kualitas bahan makanan, keunikan rasa, nilai gizi, hingga kemudahan dalam mengonsumsi produk tersebut. Dengan positioning yang jelas, konsumen akan lebih mudah mengenali dan mengingat merek.
- Menonjolkan Keunggulan Produk
Salah satu tujuan utama dari positioning adalah menonjolkan kelebihan yang dimiliki produk. Misalnya, apakah makanan tersebut lebih lezat, lebih bergizi, atau lebih praktis disajikan. Dengan menonjolkan keunggulan ini, merek makanan dapat membedakan dirinya dari para pesaing dan menarik perhatian lebih banyak konsumen.
- Menyesuaikan dengan Preferensi Konsumen
Setiap konsumen memiliki preferensi yang berbeda dalam memilih makanan, seperti preferensi diet tertentu, kebutuhan akan makanan bebas alergi, atau rasa yang mereka sukai. Dengan positioning yang tepat, merek dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi konsumen yang berbeda-beda.
- Komunikasi yang Jelas dan Konsisten
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam positioning produk makanan. Pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen harus jelas, konsisten, dan dipertegas melalui berbagai saluran pemasaran, mulai dari iklan, media sosial, kemasan produk, hingga promosi langsung. Dengan komunikasi yang tepat, merek dapat memperkuat posisi mereka di pasar.
- Evaluasi dan Penyesuaian yang Berkelanjutan
Pasar kuliner sangat dinamis, dengan perubahan tren dan preferensi konsumen yang cepat. Oleh karena itu, positioning produk makanan harus selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan perubahan tersebut. Merek yang sukses adalah yang mampu beradaptasi dengan cepat dan terus meningkatkan produk serta strategi pemasaran mereka sesuai dengan tuntutan pasar yang berubah.
Dengan menerapkan strategi positioning produk makanan yang tepat, pelaku usaha kuliner dapat membangun merek yang kuat dan menarik perhatian konsumen, sehingga mampu bersaing di pasar yang semakin padat.