Pembicaraan antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump terlihat akrab. Keduanya saling memuji dan menyampaikan keterbukaannya untuk mengadakan pertemuan yang lebih jauh.
Catatan mengenai politik Amerika Serikat dan terpilihnya Donald Trump bisa dibaca di https://cynical-c.com/
Hubungan Indonesia – Amerika Serikat
Hubungan Indonesia-Amerika Serikat telah terjalin sejak tahun 1949. Menandai 75 tahun Indonesia-Amerika Serikat, pada 12 November 2024, Presiden Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC.
Tidak hanya itu, pada 6 Maret 2024, pemerintah AS dan Indonesia meluncurkan perayaan bersama 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia. Perayaan ini menggunakan tema “Keberagaman, Demokrasi, Kemakmuran”.
Dalam sejarahnya, Amerika Serikan pertama kali membuka kantor diplomatnya di Indonesia pada 28 Desember 1949. Saat itu Merle Cochran menjadi Duta Besar AS pertama untuk Republik Indonesia. Adapun perjanjian ekonomi pertama antara Indonesia dan Amerika Serikat ditandatangani pertama kali pada 16 Oktober
1950.
Pentingnya hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, membuat beberapa presiden Amerika Serikat pernah datang ke Indonesia. Diantaranya Ronald Reagen, Gerald Rudolf Ford, Bill Clinton, George W.Bush, Richard Nixon, Barrack Obama hingga Joe Biden.
Peran Amerika dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Sejarah peran Amerika Serikat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dituturkan oleh Profesor McMahon seperti dikutip VOA dalam tulisan AS Tekan Belanda Agar Akui Kemerdekaan dan Kedaulatan RI. Menurut Profesor McMahon Amerika Serikat memiliki andil pada tahap akhir perjuangan kemerdekaan RI, pada awal 1949, yang memaksa Belanda sampai pada keputusan untuk memulai Konferensi Meja Bundar. Hal tersebut yang kemudian mengarah pada pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949.
Amerika Serikat yang pada awalnya merupakan pendukung Belanda, akhirnya menghentikan bantuannya setelah Belanda melalui Agresi Militer II memakan banyak korban di Indonesia. Bersama PBB, Amerika Serika mendesak dilakukan gencatan senjata dan perundingan damai yang berahir melalui perjanjian Roem Royen.
Perjanjian lain antara Indonesia-Belanda yang lahir karena adanya peran Amerika Serikat yaitu perjanjian Renville. Perjanjian yang dilakukan pada 8 Desember 1947 ini ditengahi oleh Komisi Tiga Negara yang disebut Committee of Good Offices for Indonesia yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia.
Melansir berita dari GoodNewsFromIndonesia berjudul Menilik Sejarah Diplomasi Indonesia dengan AS yang berusia Lebih Dari 70 Tahun, disebutkan bahwa pada tahun 1947 terjadi peristiwa penahanan 217 awak kapal Indonesia yang ditahan di Texas karena menolak melayani kawal Inggris Belanda, Marthin Behrman yang memuat senjata dan amunisi. Protes pecah dari warga Ameriak Serikat dan mendekan Presiden Truman meminta awak kapal dibebaskan.